Terkadang saat kita berlibur atau travelling ke luar kota maupun keluar negeri, tidak jarang kita mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Hal ini pastinya akan menggangu berbagai jadwal berlibur yang sudah diagendakan dan membuat tidak nyaman saat sedang liburan.
Gangguan pencernaan yang dialami saat seseorang sedang bepergian atau baru saja kembali dari tempat berlibur dikenal dengan diare wisatawan atau traveler’s diarrhea. Traveler’s diarrhea umumnya didefinisikan sebagai buang air besar lebih dari 3 kali dengan tinja yang tidak berbentuk (encer) per 24 jam ditambah setidaknya satu tambahan gejala (seperti mual, muntah, kram perut, demam, darah/lendir di tinja, atau urgensi buang air besar) yang berkembang saat berada di luar negeri atau dalam waktu 10 hari setelah kembali dari tempat berlibur (terutama di daerah dengan sanitasi buruk). Traveler’s diarrhea merupakan penyakit yang paling umum bagi wisatawan dan biasanya tidak serius pada kebanyakan orang, hanya menimbulkan rasa tidak nyaman.
Umumnya, traveler’s diarrhea disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri, terutama bakteri Escherichia coli. Diare akibat virus (Norovirus dan Rotavirus) dan parasit (Giardia, Cryptosporidium, dan sebagainya) lebih jarang terjadi. Hal ini akan makin beresiko dialami bila tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau setelah menggunakan toilet, penggunaan alat makan yang tidak bersih, serta konsumsi makanan atau minuman dari pinggir jalan atau pedagang kaki lima.
Adapun langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari diare wisatawan ini adalah dengan memastikan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi benar benar higienis. Hindari mengkonsumsi daging atau makanan laut yang mentah dan pastikan sayuran atau buah-buahan yang dikonsumsi telah dikupas atau dicuci bersih dengan air yang bersih juga. Hindari meminum air langsung dari keran, sumur atau sungai serta es batu yang dibuat dari air yang tidak matang. Lebih disarankan untuk mengonsumsi minuman kemasan dengan segel yang masih baik, air yang telah direbus, atau minuman berkarbonasi. Selain itu pastikan selalu mencuci tangan dengan sabun baik sebelum maupun sesuah makan dan gunakan alat makan yang bersih.
Penatalaksanan yang dapat diberikan pada penderita adalah berupa tindakan rehidrasi atau memberikan cairan secukupnya untuk menggantikan cairan yang terbuang selama diare. Pemberian obat antidiare bertujuan untuk membantu meringankan rasa tidak nyaman yang dialami, tetapi obat ini dapat memperpanjang perjalanan penyakit. Sedangkan pemberian antibiotik dianjurkan terhadap semua kasus traveler’s diarrhea sedang sampai berat dengan nyeri perut, atau kram, terutama jika ada demam atau gejala disentri.
Penulis: Fajar Dinanta (SCOME)