Kesehatan mental merupakan hal penting yang harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik. Diketahui bahwa kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling mempengaruhi. Gangguan kesehatan mental bukanlah sebuah keluhan yang hanya diperoleh dari garis keturunan. Tuntutan hidup yang berdampak pada stress berlebih akan berdampak pada gangguan kesehatan mental yang lebih buruk. Salah satu penyebab terbanyak dari terjadinya gangguan kesehatan mental adalah kurangnya rasa percaya diri.
Di Indonesia, berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007, diketahui bahwa prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat ini mengalami gangguan mental emosional (Depkes, 2007). Data yang ada mengatakan bahwa penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia tidaklah sedikit sehingga sudah seharusnya hal tersebut menjadi sebuah perhatian dengan tersedianya penanganan atau pengobatan yang tepat.
Setiap kepribadian manusia berbeda, percaya diri merupakan indikator yang penting untuk menghasilkan keberhasilan dalam kaitannya dengan aktivitas yang ia lakukan. Akan tetapi ada hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh masing-masing individu berbeda-beda, dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lain disamping proses pendewasaan dirinya sendiri. Percaya diri bukanlah sesuatu yang didapatkan dengan mudah, perlu beberapa hal untuk menguatkan rasa percaya diri.
Carl Rogers mengemukakan istilah self yang termuat dalam psikologi memiliki dua makna, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan suatu keseluruhan psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Self sebagai faktor mendasar dalam pembentukan kepribadian dan penentu tingkah laku yang meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita baik yang disadari ataupun tidak disadari individu pada dirinya. Menurut Symond dalam bukunya yang berjudul The Ego and The Self menyatakan Self sebagai cara-cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri. Self mengandung empat aspek, yaitu: bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berpikir tentang dirinya, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, dan bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri.
Kepercayaan diri memiliki makna suatu sikap yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologis yang memberi keyakinan pada dirinya untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri cenderung memiliki konsep diri yang negatif, karena merasa kurang percaya pada kemampuan dirinya sendiri, oleh karena itu jika tidak memiliki rasa percaya diri akan cenderung sering menutup diri. (Fakhiroh & Hidayatullah, 2018)
Perlu diketahui bahwa setiap individu mestilah beranggapan bahwa dirinya baik, saat seseorang talk to self dan meyakini bahwa dirinya baik, maka hal itulah yang terjadi. Namun, Sering kali yang terjadi adalah seseorang tidak pernah dan selalu mengganggap bahwa tidak mampu dalam suatu hal, Hal itu akan memprogres fikiran dan meyakini dirinya seperti itu.
Terdapat lima prinsip utama yang dikemukakan para pakar ilmu jiwa yang harus dipatuhi demi meraih rasa percaya diri, di antaranya sebagai berikut:
- Tumbuhkanlah dalam diri sendiri mental positif yang mampu mengantarkan Anda menuju kesuksesan. Kemampuan apa pun yang telah dimiliki untuk melakukan suatu kesempatan bermanfaat harus dilakukan segera dan jauhkan keraguan.
- Bersikap bijaksana dalam merencanakan target-target kehidupan. Menyesuaikan target dengan kemampuan diri sendiri dan tidak melebihi potensi diri. Studi ilmu kejiwaan membuktikan bahwa mayoritas krisis kepercayaan diri muncul karena terjadinya suatu kegagalan yang memicu mereka berasumsi bahwa mereka akan selamanya gagal dan tidak bisa bangkit. Asumsi-asumsi dini tersebut sangatlah tidak tepat dan harus dialihkan dengan mengubah visi pandangan terhadap diri sendiri bahwa sekali gagal bukan berarti akan gagal seterusnya.
- Pelajari bagaimana cara bergaul yang baik dengan orang lain. Jadilah seorang individu yang menyenangkan, yang siap memberikan rasa kasih dan kehangatan. Tebarkan senyum dan kebahagiaan pada lingkungan sekitar, sebab hal itu dapat membawa kesan positif kepada sesama.
- Penampilan psikis dan fisik berpengaruh dalam membangun rasa percaya diri. Seorang individu yang memiliki kepercayaan diri cenderung menjaga penampilannya dengan baik. Mulai dari intonasi suara, gerakan anggota tubuh, tutur kata, cara bicara, cara duduk, cara berdiri, dan seluruh tingkah laku harus diupayakan selalu tampak elegan dan penuh kesopanan.
- Carilah teman dan relasi sebanyak mungkin. Namun Anda dapat memilih kawan yang dirasa mampu memberikan kepercayaannya. Karena dengan ini rasa percaya diri akan tumbuh dan semakin bertambah kuat. “Individu yang memiliki rasa percaya diri” dan “Individu yang siap memberikan kepercayaannya”, dua karakter tersebut menunjukkan pribadi yang dapat menjadi teman karib yang dapat mengarahkan menuju kesuksesan dalam meraih kepercayaan diri. (Al-Uqshari, 2005).
Nah, sudah dijelaskan beberapa prinsip utama untuk meraih rasa percaya diri. Hal itu sangat bermanfaat untuk kita yang merasa jatuh atau sedang tidak baik- baik saja dengan rasa percaya diri. Kiat- kiat diatas sangat baik untuk diikuti demi menyelamatkan harapan hidupkedepannya. Percayalah, BELIEVE IN YOUR SELF, SAVE YOUR LIFE. Katakan pada dirimu bahwa yang dapat menyelamatkan hidupmu saat ini adalah diri sendiri, bukan dia, atau mereka yang berada disampingmu.
“Percaya pada dirimu sendiri! Percayalah pada kemampuanmu! Tanpa kepercayaan diri yang rendah hati dan masuk akal terhadap kekuatan sendiri, kamu tidak akan berhasil atau bahagia. ”— Norman Vincent Peale
Penulis : Wan Fitria Nurdila (SCORE)