Penyebaran kasus HIV/AIDS di Indonesia makin gawat dan meresahkan. Kasus ini penyebarannya bagaikan fenomena gunung es yang mana jumlah penderita yang berhasil terkumpul hanyalah puncak dari sebuah gunung es yang di bawahnya menyembunyikan petaka yang sangat mengerikan. Data dari Kementerian Kesehatan per Juni 2022 total kasus HIV di Indonesia mencapai 519.158 kasus yang tersebar di berbagai provinsi. 3 provinsi dengan kasus terbanyak yaitu Provinsi DKI Jakarta yang jumlahnya sampai 90.956 kasus, Jawa Timur dengan 78.238 kasus, dan Jawa Barat 57.246 kasus. Sedangkan di Provinsi Riau sendiri data Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat hingga Oktober 2022 telah ditemukan 8.034 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang mana mana 3.711 orang saat ini ditemukan sudah dalam stadium AIDS.
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Apabila tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut, HIV dapat mencapai stadium akhir dan mengakibatkan kondisi yang disebut AIDS. AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV.
Jumlah kasus HIV di Indonesia tumbuh dengan cepat, baik dari sisi wilayah penyebaran maupun pola penyebaran. Dari sisi wilayah, virus HIV telah menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Jika pada awalnya hanya provinsi tertentu yang rentan terhadap penyebaran virus HIV, saat ini tidak ada lagi provinsi yang kebal terhadap penyebaran virus tersebut.
Demikian halnya dengan pola penyebaran, tidak hanya pada kelompok populasi beresiko tinggi (homoseksual/biseksual, PSK, pengguna narkoba, orang bertato, heteroseksual yang kontak seksual dengan pasangan berbeda-beda) tetapi penyebaran sudah menjalar pada populasi nonresiko tinggi. Selain itu, karakteristik orang yang terinfeksi HIV pun telah menyebar di seluruh kelompok umur. Jika awalnya virus HIV hanya menginfeksi orang-orang yang berumur di atas 30 tahun, tapi saat ini sudah ada bayi-bayi yang terinfeksi. Yang lebih memprihatinkan adalah mayoritas dari orang-orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) adalah penduduk usia produktif antara 15 hingga 24 tahun.
Ledakan kasus HIV/AIDS di Indonesia tidak terlepas dari beberapa faktor terkait, seperti maraknya penggunaan narkoba, merebaknya gaya hidup remaja yang melakukan hubungan seks pranikah, serta perilaku seks menyimpang seperti homoseksual. Perilaku seks menyimpang kelompok homoseksual cenderung rentan untuk terpapar virus HIV/AIDS karena hubungan seks biasanya dilakukan melalui dubur (anal sex) yang lebih beresiko terjadi luka kecil karena penetrasi.
Mengingat bahwa HIV/AIDS terus meningkat maka diperlukan kepedulian dari semua pihak yang terkait dengan program penanggulangan HIV/AIDS dan perhatian yang serius dari pemerintah untuk secara proaktif terlibat dalam komunikasi, penyebaran informasi maupun melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya kelompok risiko tinggi. Jika tidak, maka dikhawatirkan kasus HIV/AIDS di Indonesia akan terus meningkat yang akan merusak generasi penerus bangsa dan berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan datang.